JANJI ITU AKU BAWA SAMPAI MATI
Ketika gadis kecil itu membuka pintu kamar ibunya, ia hanya meliahat badan ibunya yang berbaring tak berdaya ditempat tidur
“ibu, ibu, ibu... ibu kenapa??”, Tika bertanya dengan nada kuwatir.
“Tika, ibu tidak apa-apa sayang, oh ya ini kucing untuk kamu, jaga dan rawat baik-baik ya, jjjaa..ngggg..ngan... sssaaam...mmmppp...pai.. sssse....de...tik pun... kkkaa...amu..mu.. mmmeee...ning...ggggalllll...kkkkaaaannya”, kata ibu dengan suara terbata-bata.
Ibu Tika memberikan seekor kucing lucu untuknya. Seekor kucing yang sangat disayangi ibunya, seekor kucing yang selalu ada kemana pun ibu Tika pergi.
“Ibu...ibu..ibu...jangan tinggalin Tika sendirian”, Teriak Tika, yang diselingi tangisan.
Ya, sejak saat itu Tika hidup sebatang kara. Kehidupan yang keras kini menunggu Tika untuk dihadapi. Seorang gadis kecil yang baru berumur 12 tahun kini harus bekerja untuk membiayai hidupnya dan sekolahnya. Bayangkan saja betapa keras hidup Tika sekarang ini, tanpa keluarga dia harus hidup. Dia hanya mempunyai seekor kucing yang telah di wariskan ibunya. Kemana pun Tika pergi kucing tersebut tidak akan perna dia tinggal.
“Pak...boleh saya bekerja disini? Saya sangat butuh pekerjaan untuk makan Pak??”, Tanya Tika pada seorang petani anggur.
“Oleh wae, tetap onok siji syarat, kuwi harus meninggalkan kucing kuwi iku jika kuwi arep kerja, bagaimana setuju?”, tanya balik Petani anggur tersebut.
“Wah...pak maaf saya tidak bisa meninggalkan kucing ini, karena kucing ini adalah amanat dari ibu saya, jadi saya harus bersama dia setiap waktu, saya janji pak, kucing ini tidak akan merepotka bapak kok, saya mohon pak”, pinta Tika pada Petani anggur tersebut
“Yo wis, tapi bener yo, kucing kuwi iki tidak akan ganggu?”, tanya Petani.
“Iya pak, saya janji, makaisih ya pak”, jawab Tika.
Sudah seminggu Tika bekerja di Perkebunan Anggur itu, sedikit demi sedikit dia bisa menambah pemasukan, sehingga dia akan bisa hidup lebih lama lagi. Dan tepat dua minggu Tika bekerja di Perkebunan Anggur tersebut, kucing Tika membuat suatu masalah yang cukup besar, sehingga mau tidak mau Tika harus dikeluarkan dari Perkebunan Anggur tersebut.
Sejak kejadian saat itu banyak warga yang silih berganti membicarakan Tika dan kucingnya. Semula ada warga yang tidak mengenal Tika kini hampir semua orang dikampung tersebut mengenal Tika. Tika bagaikan artis mendadak yang banyak dibicarakan orang, banyak yang orang yang kasihan melihat kehidupan Tika, dan ada juga yang merasa muak melihat Tika, ini diakibatkan oleh kekeras kepalaan Tika yang tidak mau meninggalkan kucingnya barang sedikit pun.
“Hay Tika, tinggalin saja kucing kamu dirumah waktu kamu mau bekerja”, Teriak tetangga Tika.
“Iya, kucing kamu itu hanya bikin hidupmu sial tahu”, Ledek tetangga yang satunya lagi.
“Lagian itu kan Cuma kucing sich, biarin saja dirumah”, Teriak tetangga Tika yang lain.
Mendengar ocehan-ocehan tetangganya yang seperti itu Tika hanya bisa tersenyum kecut dan kembali membelai-belai bulu-bulu halus si kucing itu. Walau udah ratusan bahkan ribuan kali orang yang mengatakan seperti itu, Tika tidak mau melepaskan kucingnya tersebut.
Suatu Tika pergi ke kota, ditengah perjalanan perutnya merasa lapar dan ingin sekali maka nasi uduk diseberang jalan itu. Setelah nasi udunya jadi, Tika menaruh kucing tersebut di sampingnya, dan dia mulai asik memakan nasi uduknya. Tanpa dia sadarai kucingnya tersebut sudah lari ke pinggir jalan, dan setelah selesai makan kucingnya sudah sampai ditengah jalan. Dan ketika Tika sadar bahwa kucingnya sudah berada di tengah jalan raya, Tika melihat ada sebuah Truk yang melaju kencang menuju arah si kucing tersebut, sontak Tika kaget dan berlari untuk menyelamatkan kucingnya.
“BBBbbbrrrraaaaaaaakkkkkkkkk!!!!
Truk tersebut menabrak Tika.
“Ibu aku sudah menjja..lan...k..kkan aaa...am..anat...mu, sa..mmpppaa..iii, akk..aku mmmmaa..ti”, ucap Tika, dan diakhiri dengan hembusan nafasnya yang terakhir.
Rabu, 03 Februari 2010
CERPENKU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar